Welcome

Welcome to Neyoutha For Order and Further Information, Please SMS to 08174921002

Sunday, June 19, 2011

Tips: Cara Agar Anak Menaati Peraturan

Sumber: Keluarga Cemara.com
Tidak ada hal yang lebih membingungkan anak selain peraturan yang setiap hari berubah. Sebagai contoh, Anda mengatakan kepada anak Anda bahwa kalau makan ia harus duduk di meja makan. Tapi, ketika dia makan makanan kecil sambil berlari-larian di dalam rumah, Anda tidak menegurnya. Keesokannya, ketika dia kembali melakukan hal yang sama, Anda marah. Peristiwa semacam itu hanya akan membuatnya kebingungan.
Sebagai orang dewasa kita tahu bahwa suatu aturan ada karena memang ada alasannya. Makan di meja berarti mencegah makanan tercecer ke mana-mana dan mengotori rumah. Larangan makan sambil jalan-jalan memang terasa tidak menyenangkan untuk anak yang tak bisa diam. Lebih-lebih kalau dia juga melihat kakaknya jalan ke sana kemari sambil makan biskuit dan minum minuman ringan, dan toh Anda diam saja. Dalam benaknya anak Anda akan berpikir, “Kalau kakak saya boleh, kenapa saya tidak boleh?” Atau “Hari ini Ibu tidak marah karena saya makan sambil jalan-jalan. Jadi, besok saya juga boleh makan sambil jalan-jalan.”
Anak, dan sebetulnya juga orang dewasa, memang pada dasarnya tidak menyukai peraturan. Tapi mereka mau tahu, bagaimana yang sebenarnya, yang seharusnya. Ini tidak berarti Anda tak bisa bersifat fleksibel. Sering peraturan yang sudah ditetapkan dilanggar karena Anda dan anak-anak tahu ada sesuatu yang istimewa. Misalnya, anak Anda bisasanya harus tidur jam delapan malam. Pada suatu hari, karena kedatangan tamu dari jauh dan Anda menjamu mereka, anak-anak diizinkan tidur jam sepuluh. Keesokan hari, boleh jadi anak Anda akan minta tidur larut lagi. Di sinilah Anda harus bersikap tegas. Anda bisa berkata begini, “Ibu tahu, kamu ingin tidur larut malam lagi. Tapi kemarin malam itu adalah malam istimewa karena kita kedatangan tamu. Malam ini, kamu harus tidur seperti biasa. Lagi pula, besok kamu pasti akan ngantuk sekali kalau setiap hari tidur jam sepuluh.”
Mereka mungkin akan protes. Tapi, anak-anak tetap perlu batasan. Justru pembatasan yang tegas akan memberi mereka pemahaman karena tahu persis apa yang harus mereka lakukan dan apa konsekuensinya jika tidak dilakukan. Anak-anak justru akan sulit berhadapan dengan orang tua yang tak punya kepastian dan tak bisa ditebak. Hari ini begini, besok lain lagi.
Konsistensi menciptakan rasa damai di hati anak. Konsistensi juga memudahkan orang tua di saat menghadapi situasi yang sulit. Banyak orang tua mengeluh tak tahu anaknya mau diapakan lagi padahal semua cara sudah dicoba. Dalam hal ini, tidak jarang, kesalahan orang tua adalah mencoba terlalu banyak cara dalam jangka waktu yang singkat. Perubahan cara dalam waktu singkat itu bisa ditangkap oleh anak sebagai inkonsistensi. Sebagai contoh, untuk mengatasi anak yang suka ngamuk kalau marah, Anda mungkin mencoba dengan memukulnya. Esok harinya, Anda coba mengurungnya di kamar. Kali lain, Anda meneriakinya. Cobalah menggunakan strategi yang efektif dengan cara menerapkannya secara konsisten selama simnggu. Misalnya, setiap kali anak Anda ngamuk, Anda akan mengurungnya di kamar. Kali berikut, kalau dia mulai ngamuk lagi, katakan dengan tenang apa yang akan terjadi kalau dia ngamuk lagi. Anak akan belajar. Jadi, pertahankan peraturan ini.
Sikap tidak konsisten juga bisa terjadi antara ayah dan ibu. Ini harus dihindarkan. Anak bisa mencoba-coba menggunakan taktik mengadu domba ayah dan ibunya. Karena itu, sebaiknya orang tua sudah mempunyai kesepakatan tentang peraturan yang harus dijalankan di rumah. Jika Anda marah, anak tak akan minta pembelaan ayah atau ibunya.
Sumber: Aura

Menggunakan Peraturan pada Anak

Sumber: Hanifa93.wordpress.com
Anak-anak usia awal sekolah memerlukan  peraturan sama seperti mereka memerlukan kasih sayang. Peraturan memberikan struktur dan pedoman. Peraturan mengajarkan anak apa yang Anda harapkan, sikap yang baik dan prilaku yang tepat; singkatnya, bagaimana bagaimana Anda menginginkan mereka berprilaku.
Anak memerlukan peraturan untuk mempersiapkan diri mereka menghadapi dunia, bahkan ketika mereka memasuki taman-kanak-kanak, mereka harus belajar mengikuti peraturan. Peraturan seperti bergantian, tidak menyela, berbagi dan bersikap sopan, mengucapkan tolong dan terima kasih, membantu anak-anak bersosialisasi dan bergaul dengan baik dengan anak-anak lain. Belajar mencuci tangan sebelum makan mengajarkan rutinitas. Peraturan juga mengajarkan rasa aman: ” Pegang tangan Ibu sewaktu jalan di tempat parkir. Di sini banyak mobil. “
Anak-anak prasekolah berulang kali menentang batas-batas yang ditetapkan orang tua. Mudah bagi kita untuk menjadi frustasi dan patah semangat ketika memberlakukan peraturan. Padahal sebenarnya, walaupun ada kesukaran seperti ini , peraturan sangat penting dan pada akhirnya membuat disiplin menjadi lebih mudah.
Karena para orang tua ingin anak mereka melakukan seperti yang diminta, salah satu peraturan yang baik adalah: Lakukan seperti yang diminta ketika kamu diminta untuk melakukannya. Karena itu peraturan dan permintaan berjalan bergandengan. Peraturan dan permintaan adalah harapan yang menuntut pengambilan keputusan oleh anak-anak.
Peraturan dan permintaa harus spesifik. Spesifik artinya menyampaikan tepat apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh anak. Jika kita mengatakan “Ayo bersihkan kamar” , kalimat tersebut samar-samar. Permintaan yang spesifik adalah ” Dek, sudah waktunya membersihkan kamar. bereskan mainanmu. Lalu tarus pakaian kotor dikeranjang”.
Setiap kali kita meminta anak prasekolah untuk melakukan sesuatu, hasilnya selalu lebih positif jika kita ikut serta. Ketika anak masuk kekamarnya dan melihat mainan dan pakian yang sudah tiga hari tidak dibereskan, pekerjaan itu akan terlihat tidak dapat diatasi. bantula ia membereskan, sambil mencontohkan sikap yang sesuai untuk menjaganya terlibat dalam pekerjaan.
Konsekwensi memperkuat peraturan
Konsekwensi mengajar anak prasekolah tentang bagiamana membuat keputusan.  Keputusan yang baik menghasilkan konsekwensi positif, sementara keputusan yang buruk menghasilkan konsekwensi negatif. Konsekwensi mengajar anak prasekolah bahwa ada hubungan sebab akibat di dunia ini: Ini yang terjadi ketika saya memilih prilaku ini. Prilaku adalah pilihan, beritahukan kepada anak bahwa kita mengharapkan mereka untuk berprilaku baik. Kemudian ikuti dengan umpan balik positif (misalnya dipuji) ketika mereka mengikuti peraturan. Ikuti dengan konsekwensi negatif ketika mereka tidak mengikuti peraturan. Bersikaplah konsisten dengan tenik ini, dan anak akan membuat keputusan yang lebih baik. Mereka akan memilih prilaku yang baik.
Anak-anak prasekolah belajar dengan baik lewat konsekwensi alamiah. Jika kamu menyalahgunakan krayon, kamu kehilangan krayon selama beberapa lama (kita simpan). Jika kamu melempar mainan, kamu kehilangan mainan. Jika kamu tidak mau makan malam, kamu tidak akan mendapat es krim. Konsekwensi alamiah mengajarkan tanggungjawab dan pengambilan keputusan karena membiarkan anak belajar dari dunia nyata. 
Sal Severe, Ph.D 

TUMBUH KEMBANG ANAK 6-10 TAHUN

Sumber: republiknegeridiawan.blogspot.com


Pada prinsipnya, perkembangan anak umur 6-10 tahun bisa dibagi dalam lima 5 bidang utama. Yaitu:
* Perkembangan Fisik
Anak pada usia 6 sampai 10 tahun biasanya berkembang pesat. Rata-rata berat badan bertambah sampai 3 Kg dengan tinggi bertambah sekitar 6 cm setiap tahunnya. Anak juga akan kehilangan 4 gigi susu setiap tahunnya yang kemudian berganti dengan tumbuhnya gigi tetap.

* Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif, kemampuan berpikir, dan memberikan alasan, berkembang secara matang antara usia 6 sampai 10 tahun. Sesuai dengan perkembangan kognitif, kemampuan anak dalam memecahkan suatu persoalan pun berkembang. Namun demikian, konsep yang dapat dimengerti oleh anak masih sederhana. Konsep tentang masa lalu, misalnya, biasanya masih sangat abstrak bagi anak-anak untuk dapat dipahami.
* Perkembangan Emosi & Sosial
Anak usia 6 sampai 10 tahun mulai menjalin persahabatan. Rasa percaya diri, merasa diri berarti, dan rasa memiliki, menjadi penting karena anak mulai berinteraksi dengan orang-orang di luar keluarganya. Anak-anak pada usia ini juga membandingkan dirinya dengan teman-temannya yang lain.
* Perkembangan Bahasa
Pada usia 6 tahun, sebagian besar anak dapat memahami sekitar 13.000 kata. Dari usia 6 sampai 10 tahun, cara berpikir mereka berangsur-angsur menjadi lebih kompleks. Misalnya, mereka mulai bisa menginterpretasikan kalimat-kalimat sederhana menjadi kalimat-kalimat yang lebih sulit di dalam satu alinea. Juga mulai bisa menulis beberapa kata yang sederhana sampai dengan membentuk kata-kata yang lebih kompleks dan dituangkan ke dalam cerita-cerita yang lebih kompleks.
* Perkembangan Sensorik & Motorik
Anak usia 6 sampai 10 tahun mencapai kekuatan dan koordinasi otot. Kemampuan motorik dasar pada sebagian besar anak pada usia ini lebih berkembang. Seperti misalnya gerakan menendang, menangkap, dan melempar. Perlahan-lahan, anak menjadi lebih mampu melakukan kegiatan yang lebih kompleks seperti menari, bermain basket, atau bermain piano

Tumbuh Kembang Anak 6-10 Tahun


Sumber: nostalgia.tabloidnova.com Walaupun anak-anak usia 6 sampai 10 tahun memperlihatkan kemiripan kemampuan fisik, sebetulnya setiap anak memiliki perkembangan mental dan fisik yang berbeda-beda. Bahkan, di dalam satu keluarga, perbedaan perkembangan tersebut bisa amat ekstrem. Misalnya, si kakak pandai bergaul sementara adiknya luar biasa pemalu. Contoh lain, ada anak yang pintar dalam satu bidang seperti membaca dan menulis tetapi agak sulit untuk matematika atau fisika. Pada prinsipnya, perkembangan anak umur 6-10 tahun bisa dibagi dalam lima 5 bidang utama. Yaitu: * Perkembangan Fisik  Anak pada usia 6 sampai 10 tahun biasanya berkembang pesat. Rata-rata berat badan bertambah sampai 3 Kg dengan tinggi bertambah sekitar 6 cm setiap tahunnya. Anak juga akan kehilangan 4 gigi susu setiap tahunnya yang kemudian berganti dengan tumbuhnya gigi tetap. * Perkembangan KognitifKemampuan kognitif, kemampuan berpikir, dan memberikan alasan, berkembang secara matang antara usia 6 sampai 10 tahun. Sesuai dengan perkembangan kognitif, kemampuan anak dalam memecahkan suatu persoalan pun berkembang. Namun demikian, konsep yang dapat dimengerti oleh anak masih sederhana. Konsep tentang masa lalu, misalnya, biasanya masih sangat abstrak bagi anak-anak untuk dapat dipahami. * Perkembangan Emosi & SosialAnak usia 6 sampai 10 tahun mulai menjalin persahabatan. Rasa percaya diri, merasa diri berarti, dan rasa memiliki, menjadi penting karena anak mulai berinteraksi dengan orang-orang di luar keluarganya. Anak-anak pada usia ini juga membandingkan dirinya dengan teman-temannya yang lain. * Perkembangan Bahasa Pada usia 6 tahun, sebagian besar anak dapat memahami sekitar 13.000 kata. Dari usia 6 sampai 10 tahun, cara berpikir mereka berangsur-angsur menjadi lebih kompleks. Misalnya, mereka mulai bisa menginterpretasikan kalimat-kalimat sederhana menjadi kalimat-kalimat yang lebih sulit di dalam satu alinea. Juga mulai bisa menulis beberapa kata yang sederhana sampai dengan membentuk kata-kata yang lebih kompleks dan dituangkan ke dalam cerita-cerita yang lebih kompleks. * Perkembangan Sensorik & Motorik Anak usia 6 sampai 10 tahun mencapai kekuatan dan koordinasi otot. Kemampuan motorik dasar pada sebagian besar anak pada usia ini lebih berkembang. Seperti misalnya gerakan menendang, menangkap, dan melempar. Perlahan-lahan, anak menjadi lebih mampu melakukan kegiatan yang lebih kompleks seperti menari, bermain basket, atau bermain piano. PERISTIWA PENTING SESUAI USIA Gunakan panduan usia yang spesifik sebagai salah satu alat bagi Anda untuk mengukur perkembangan anak secara keseluruhan. Banyak faktor seperti ciri pembawaan dari lahir, kesehatan, kepribadian, temperamen, norma budaya, dan lingkungan rumah mempengaruhi langkah anak dalam meraih satu kejadian yang berarti.  Usia 6 Tahun: Mayoritas anak usai ini bisa melakukan: * Mencapai koordinasi dan kekuatan otot untuk dapat melompat, menghindar, dan menangkap bola. * Mulai mengerti tentang sebab-akibat. Cara berpikir yang "gaib" alias imajinatif yang merupakan ciri khas anak usia ini, akan menghilang dengan cepat. Namun bagaimanapun, anak tetap memiliki imajinasi yang aktif. * Memusatkan hanya pada satu masalah, pada satu saat. * Mulai mengerti menggabungkan huruf-huruf dan suara-suara yang membentuk kata-kata. Mereka mulai bisa menulis beberapa kata-kata dan bahkan mulai dapat membaca teks yang sederhana. * Sosialisasi dengan teman-temannya mulai meningkat meski mereka tetap tergantung pada ibu/pengasuhnya untuk setiap interaksi yang lebih pribadi.

Bukit Golf, 19 Juni 2011

Saatnya istirahat, sambil mempersiapkan diri menjelang perjalanan tanggal 25 Juni.....
Ternyata 'my little prince' sudah beranjak besar, sudah hampir 6 tahun, masa-masa emas balita yang tanpa larangan (kecuali yang membahayakan) sudah lewat, sepertinya memang sudah saatnya menerapkan beberapa aturan di Rumah. Ada yang membuat hati deg-degan ketika Ayah mulai memberlakukan aturan. 
Aturan pertama:
Sebelum melakukan perjalanan (terutama yang jauh) harus BAB
alasannya di jalan tidak selalu bisa menemukan kamar mandi 
Ini kisahku hari ini:
Sebelum perjalanan dari tempat eyang ke rumah Ayah meminta 'My little prince' untuk BAB, karena kebetulan dari kemarin belum. Tapi karena memang belum ingin, dia menolak nanti saja, padahal rencananya Kita akan mampir ke Rest area sesuai permintaannya. Akhirnya Ayah bilang, kalau nanti di rest area ingin BAB, Kita langsung pulang apapun alasannya.
Ternyata benar setelah sampai di rest area dan makan makanan kesukaannya, dia mengeluh sakit perut, dengan cepat ayah mengajak kami pulang (untung sudah selesai makannya) di dalam mobil 'My little prince' yang dalam keadaan marah karena diajak pulang, di ingatkan tentang perjanjian di rumah eyang. Kebetulan memang kamar mandi di rest area memang kurang terawat, Kasihan juga sih harus menahan sampai rumah, yang jaraknya lumayan jauh, kira-kira 10-15 menit, bukan hukuman, tapi ini sebuah konsekuensi dari aturan yang sudah di terapkan.
Mudah-mudahan suatu saat akan berharga untuk hidupnya kelak. Alhamdulillah ayah masih bisa menerangkan maksud peraturannya dengan gamblang dan jelas, sehingga 'My little prince' bisa mengerti.
Sepertinya harus mulai membaca artikel lagi tentang tumbuh kembang anak......mulai mengumpulkan artikel lagi deh......
1. Tumbuh Kembang Anak 6-10 Tahun (1)
       

Friday, June 17, 2011

Bukit Golf, 17 Juni 2011

Hmm... hari ini berhasil membuat mie rebus pakai ati ampela dan ayam, Tadi sore sempat beres-beres dan cuci-cuci mobil sebentar, coz bsk mau berangkat pagi. Alhamdulillah hari ini Abi mau nurut pulang bermain selepas adzan Dzuhur dan tidur siang. Oh iya tadi juga sempat menyelesaikan konsep penambahan dengan angka 1 sampai dengan 60 melanjutkan yang kemarin-kemarin. Hari ini oke banget, sempat lihat full moon yang agak sedikit aneh karena berwarna merah, heran juga sih... tapi kata Si ayah karena biasan dari atmosfer bumi. Jadi ada apa dengan atmosfer bumi??????

Potret Pendidikan di Indonesia

Menuliskan kisah ini di sini sebenarnya agak riskan juga, tapi rasanya semakin lama mengendap di hati semakin membuat sedih.
Cerita  yang satu ini dialami oleh seorang teman yang anaknya bersekolah di Sekolah Dasar Negeri yang katanya bertaraf  Standar Nasional. Sudah bukan hal yang aneh , kalau di sekolah itu setiap kenaikan kelas memberikan kenang-kenangan kepada walikelas. Kebetulan temanku memberikan sebuah barang seharga Rp. 50,000. Dan setelah menerima barang tersebut, 'sang walikelas 'menelpon teman saya, memang katanya dia mengucapkan terimakasih, tetapi beliau juga berkata 'ibu tidak usah repot-repot memberi barang seharga Rp. 50,000 kepada saya, karena saya nggak pernah memakai tas semurah ini. Astaghfirullah, dalam hati saya ketika mendengar hal itu, tapi kemudian temanku melanjutkan ceritanya tapi ini belum seberapa, ada lagi guru yang lebih parah, dengan terang-terangan didepan seluruh wali murid dia berkata, bahwa para wali murid tidak perlu memberi kenang-kenangan berupa barang karena seringnya tidak terpakai, beliau memberikan contoh ada seorang wali murid yang memberikan baju kepada beliau dan ternyata kekecilan. Astaghfirullah... sudah begitu rendahkah martabat guru di Negara ini. Padahal Guru itulah yang mendidik anak-anak kita, yang ucapannya senantiasa ditiru oleh anak-anak kita. Tapi beliau-beliau dengan tanpa rasa malu menengadahkan tangan mereka seperti peminta-minta dijalanan. Mungkin perkataan saya terlalu kasar tapi ini adalah ungkapan hati saya. Karena saya dari keluarga pengajar yang masih percaya bahwa mengajar dan mendidik anak-anak adalah sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan barang ataupun uang seberapapun.

Monday, June 13, 2011

Inspire Me, BG 13 Juni 2011

Alhamdulillah, setelah sekian lama bisa curhat lagi di sini...
beberapa minggu ke belakangan netbook agak error dan koneksi internet juga payah jadi agak malas deh buka-nya. 2 hari kemarin sibuk ikut bazaar di dekat rumah, yang pasti semua senang. Hari ini hari pertama liburan, agak sedikit lelah setelah 2 hari kemarin jaga stand bazaar. tapi dengan istirahat dan makan yang cukup insya allah besok sudah pulih lagi dan memulai aktivitas rutin. Hari ini aku mengajak 'my little prince belajar tambah-tambahan dengan angka 1 di excel dengan bantuan ayah semua jadi siip deh, tadi sih sampai 30 karena my little prince sudah mengantuk. Jadi besok lagi belajarnya ya sayaang....