Welcome

Welcome to Neyoutha For Order and Further Information, Please SMS to 08174921002

Sunday, October 30, 2011

Menghadapi Anak yang Gemar Belanja


Sumber: Kompas.com
Anak balita sering menginginkan semua hal yang dilihatnya di lingkungan sekitar, misalnya karena melihat teman-temannya memilikinya, atau hasil nonton televisi. Berdasarkan Asosiasi Industri Mainan di Amerika, penjualan mainan anak bisa mencapai Rp 177.300 milyar pada tahun 2010. Anak-anak masa kini sudah lebih pandai menempatkan dirinya sebagai konsumen, dan anak-anak berusia 4-12 tahun bisa menghabiskan Rp 8 milyar dalam setahun untuk membeli makanan siap saji, pakaian, dan mainan.
Yang menjadi masalah adalah ketika anak merengek jika permintaannya tidak dipenuhi. Hal ini bisa menjadi sebuah dilema. Jika Anda terus-menerus memenuhi semua kebutuhannya, anak akan menjadi manja dan Anda menghamburkan uang. Sedangkan jika tak dipenuhi maka rengekan bahkan tangisannya akan terus terdengar. Jadi, bagaimana cara menghadapi rengekan anak seperti ini?

Dampingi ketika melihat iklan. Televisi merupakan salah satu penyebab mengapa anak-anak merengek tentang mainan dan meminta Anda membelikannya. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya Anda membatasi waktu anak untuk menonton tayangan di TV. Namun, ini bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasinya, karena ada juga iklan yang bisa mendidik anak. Beri pengertian kepada anak, dan diskusikan baik-buruknya produk tersebut, agar anak bisa memilih dengan baik apa yang diinginkannya.

Tidak terpengaruh rengekan. 
Waktu berbelanja bersama anak seringkali jadi saat yang kurang menyenangkan karena Anda harus mengeluarkan uang lebih untuk memenuhi keinginannya. Kini, begitu banyak toko dan restoran yang menjual paket makanan dan mainan yang bisa "menggoda" anak. Hal ini berakibat tak ada lagi tempat "aman" bagi orangtua untuk menghindari rengekan anak. Untuk mengatasinya, buat jadwal kapan Anda berbelanja tanpa anak-anak. Ketika cara ini pun tak bisa dilakukan, maka Anda harus berpegang teguh pada janji Anda untuk tak memenuhi keinginannya di luar daftar belanja. Ya, sekalipun karena itu anak jadi menangis.
Agar anak tak terbiasa meminta jajanan atau mainan, kuncinya adalah membangun kebiasaan anak untuk berhemat dengan tidak selalu membeli barang baru ketika ikut berbelanja. "Adalah hal yang terpenting untuk mendidik anak sejak dini untuk tak terbiasa membeli barang baru. Sejak anak-anak kecil, saya tak pernah membelikannya berbagai barang yang tak perlu. Jadi pada titik ini, anak-anak akan terbiasa dengan cara orangtua untuk tidak membelikan berbagai barang yang tak dibutuhkannya," ungkap Juliet Schor, penulis buku Born to Buy.

Ajarkan menentukan prioritas. Setiap keluarga pasti memiliki aturan tersendiri dalam keuangan. Sangat penting bagi anak untuk mengetahui cara Anda mengatur keuangan. Hal ini sebaiknya dikenalkan sejak balita. Ketika berada di sebuah toko dan ia merengek meminta mainan, daripada memarahinya lebih baik Anda tunjukkan barang lain yang bisa dibelinya sambil menjelaskan mengapa benda tersebut lebih layak dibeli. Misalnya, membeli buku bacaan. Jelaskan juga pentingnya menyimpan uang untuk tujuan jangka panjang. Anak mungkin belum mengerti manfaatnya, namun jika penjelasan ini sering dilakukan dan dilihatnya, perlahan ia akan mulai memahami pentingnya uang.

Ajak menabung. Ketika anak sudah lebih besar, sebaiknya ajarkan tentang pentingnya menabung. Misalnya ketika ingin membeli sebuah mainan, ajarkan dia untuk membelinya dari tabungannya sendiri. Saat berada dalam sebuah kesempatan spesial, tak ada salahnya untuk menghadiahinya uang untuk dibelanjakan sesuai keinginannya. Namun, beri beberapa masukan untuk menghabiskan uangnya tersebut. Misalnya, mana yang lebih baik: membeli makanan atau mainan? Mana yang akan lebih tahan lama, dan bisa dinikmatinya.

Beri penjelasan.  Ketika anak-anak menginginkan sesuatu, dengarkan alasannya dengan seksama. Ketika Anda memutuskan untuk tak memenuhinya, berikan juga penjelasan yang tepat. Jangan pernah menolak permintaan anak tanpa memberikan alasan yang tepat mengapa Anda menolaknya. Hal itu akan membuatnya merasa Anda adalah orangtua yang arogan dan tidak menghargai mereka.

6 Langkah Mengatasi Anak Berkata Kasar

Sumber: Kompas.com
Pada umumnya, anak usia prasekolah belum memahami benar arti kata yang ia ucapkan. Anak juga belum memahami apakah kata-kata itu pantas atau tidak pantas untuk diucapkan. Ketika anak mengatakan kata kasar atau kotor, bukan bermaksud memaki, tetapi semata-mata hanya sekadar meniru. 

Psikolog, Maesera Idul Adha, Psi dari RS Fatmawati Jakarta mengatakan perilaku suka meniru melekat pada anak usia prasekolah. Apa yang dilihat atau didengar di lingkungannya akan ditiru anak. Begitu ada sesuatu yang baru di lingkungan, termasuk kata kasar atau jorok, akan cepat diadposinya. Kemampuan anak prasekolah memelajari hal baru berkembang dengan pesar. Anak begitu bersemangat mengekplorasi berbagai hal di lingkungan. 

Tentunya orangtua tak boleh berdiam diri. Orangtua perlu meluruskan sikap atau perilaku anak agar tidak menimbulkan hal negatif lain. Apalagi jika anak menganggap, mengucapkan kata kasar dan kotor adalah hal biasa saja. Berikut langkah bijak yang bisa diambil para orangtua untuk mengatasinya:

1. Awasi dan dampingi anak saat bermain.

Boleh saja menghindari lingkungan yang "mengesahkan budaya" mengucap kata-kata yang tak pantas. Namun Anda tak bisa terus menerus "mensterilkan" lingkungan anak. Lambat laun akan ada pengaruh dari lingkungan luar yang tidak sesuai dengan nilai positif yang ditanamkan di rumah.Sulit untuk mencegah hal ini terjadi. Yang bisa Anda lakukan adalah, dengan sabar dan telaten menjelaskan kepada anak bahwa kata-kata kasar dan kotor itu tidak pantas untuk diucapkan.

2. Tak perlu marah.
Berusahalah bersikap wajar dan tidak memarahi anak. Jangan mendramatisasi keadaan. Kemarahan terkadang justru membingungkan anak dan bukan menjadi cara efektif untuk mencegah anak tidak mengucapkan kembali kata kasar dan jorok tersebut. 

Dalam beberapa kasus, anak yang kurang mendapat perhatian, justru akan mengulangi hal yang tidak disukai orangtua agar ia dimarahi. Baginya, dimarahi orangtua menjadi salah satu bentuk perhatian.

3. Jelaskan arti katanya.

Coba tanyakan pada anak apa maksudnya mengucapkan kata tersebut. Mungkin ia tak bisa menjelaskannya. Artinya ia memang tidak paham apa arti kata kasar dan jorok tersebut, dan belum sadar kalau kata-kata itu dapat menyakiti orang lain.

Tugas orangtua adalah menggali pemahaman anak mengenai kata tersebut dan mencari tahu alasan ia melontarkannya, lalu meluruskan perilaku yang tak pantas tersebut.

4. Bimbing dan arahkan.

Jangan mudah menyerah jika anak sudah dinasihati, namun tetap mengulang kata-kata tak pantas itu. Tugas orangtua adalah membimbing dan mengarahkan buah hati secara terus menerus.

5. Buat kesepakatan.
Bila anak masih saja mengulangi kata kasar dan kotor, meski sudah dinasihati berulang kali, buatlah kesepakatan. Berikan hukuman yang disepakati bersama, namun jangan memberikan hukuman fisik.

Bentuk hukuman yang disarankan bagi anak usia prasekolah adalah time-out. Anak diminta duduk diam di pojok ruangan selama tiga menit atau tegaskan bahwa Anda tidak mau berbicara dengan anak selama tiga menit.

6. Jeli mencari penyebabnya.
Orangtua harus jeli mencari penyebab anak makin senang menggunakan kata kasar dan jorok. Apakah tiap kali ia berucap kata kasar, lalu ditertawakan oleh orang lain di rumah? Kalau memang demikian, beri pengertian kepada seluruh anggota keluarga untuk tidak memberikan respons positif bila anak melontarkan kata-kata yang kurang pantas. 

Minta mereka untuk tidak menganggap lucu kata-kata itu. Tekankan, jika anak mulai berkata kasar, jangan pedulikan, pura-pura tidak tahu. Umumnya anak akan segera menghentikan kebiasaan buruknya karena ia tahu tidak sukses mendapat perhatian dari perilaku tersebut.

* Ingin tahu pengasuhan anak yang tepat untuk ibu bekerja, baca Lipsus Working Mom

Tarif JNE Reguler Jakarta-Banten



Kabupaten/Kotamadya
Kecamatan
 Tarif 
Kab. Lebak
Banjarsari
  14.000

Bayah
  18.500

Bojongmanik
  14.000

Cibadak
  14.000

Cibeber
  14.000

Cijaku
  14.000

Cikulur
  14.000

Cileles
  18.500

Cimarga
  14.000

Curugbitung
  14.000

Gunungkencana
  14.000

Leuwidamar
  14.000

Maja
  14.000

Malingping
  18.500

Muncang
  14.000

Panggarangan
  14.000

Rangkasbitung
  11.500

Sajira
  14.000

Sobang
  14.000

Wanasalam
  14.000

Warunggunung
  13.500
Kab. Pandeglang
Angsana
  12.500

Banjar
  12.500

Bojong
  12.500

Cadas Sari
  12.500

Carita
  12.500

Cibaliung
  19.000

Cibitung
  12.500

Cigeulis
  12.500

Cikedal
  12.500

Cikeusik
  12.500

Cimanggu
  12.500

Cimanuk
  12.500

Cipeucang
  12.500

Cisata
  12.500

Jiput
  12.500

Kaduhejo
  12.500

Karangtanjung
  12.500

Labuan
  18.500

Mandalawangi
  12.500

Menes
  14.000

Munjul
  18.500

Pagelaran
  12.500

Pandeglang
  10.000

Panimbang
  16.500

Patia
  12.500

Picung
  12.500

Saketi
  12.500

Sukaresmi
  12.500

Sumur
  12.500
Kab. Serang
Anyar
  10.500

Baros
    8.500

Binuang
  10.500

Bojonegara
  10.500

Carenang
  10.500

Cikande
  10.500

Cikeusal
  10.500

Cinangka
  10.500

Ciomas
  10.500

Ciruas
  10.500

Jawilan
  10.500

Kibin
  10.500

Kopo
  10.500

Kragilan
  10.500

Kramatwatu
  10.500

Mancak
  10.500

Pabuaran
  10.500

Padarincang
  10.500

Pamarayan
  10.500

Petir
  10.500

Pontang
  10.500

Puloampel
  10.500

Tanara
  10.500

Tirtayasa
  10.500

Tunjung Teja
  10.500

Waringinkurung
  10.500
Kab. Tangerang
Balaraja
    7.500

Cikupa
    7.500

Ciputat
    7.500

Cisauk
    7.500

Cisoka
    7.500

Curug
    7.500

Jambe
    7.500

Jayanti
    7.500

Kemiri
    7.500

Kosambi/Salembaran Jati
    7.500

Kresek
    7.500

Kronjo
    7.500

Legok
    7.500

Mauk
    7.500

Pagedangan
    7.500

Pakuhaji
    7.500

Pamulang
    7.500

Panongan
    7.500

Pasarkemis
    7.500

Pondok Aren/Jurangmangu
    7.500

Rajeg
    7.500

Sepatan/Jatimulya/Cengklong
    7.500

Serpong
    7.500

Sukadiri
    7.500

Teluknaga
    7.500

Tigaraksa
    7.500
Kota Cilegon
Cibeber
    7.500

Cilegon
    7.500

Citangkil
    7.500

Ciwandan
    7.500

Gerogol
    7.500

Jombang
    7.500

Merak
    7.500

Purwakarta
    7.500
Kota Tangerang
Batuceper
    7.000

Benda
    7.000

Cibodas
    7.000

Ciledug
    7.000

Cipondoh
    7.000

Jatiuwung
    7.000

Karangtengah
    7.000

Karawaci
    7.000

Larangan
    7.000

Neglasari
    7.000

Periuk
    7.000

Pinang
    7.000

Tangerang
    7.000
Kota Serang
Cipocok Jaya
    8.500

Curug
    8.500

Kasemen
    8.500

Serang
    8.500

Taktakan
    8.500

Walantika
    8.500