Welcome

Welcome to Neyoutha For Order and Further Information, Please SMS to 08174921002

Saturday, June 23, 2012

Buku-buku itu hanya berisi soal saja...selanjutnya....

Tidak terasa abi sudah memasuki usia sekolah, sayapun berusaha mencari bahan-bahan untuk bekal dia sekolah. pastinya selain di Internet saya juga mencari bahan bacaan ditoko buku. Tapi rasanya belum puas karena kebanyakan buku yang dijual di toko buku kebanyakan hanya berupa kumpulan soal saja. Kalaupun ada hanya sedikit saja penjelasan di buku tentang bahan pelajaran. 
Kadang saya bertanya dalam hati apa memang seperti ini gaya belajar siswa sekarang ini? hanya berlatih soal-soal saja. 
Saya sepenuhnya menyadari  berlatih soal adalah sarana untuk mengasah kemampuan siswa agar bisa lulus dalam ujian, karena dengan begitu melatih refleks untuk dapat menjawab secara cepat dan tepat. Tapi rasanya seperti ada yang kurang, jika siswa hanya diberikan latihan soal saja. Terlebih lagi jika penerapannya di sekolah maupun dirumah hanya menghafal soal dan jawaban. Tidak dengan penjabaran yang memadai. 
Jadi ingat Abi kalau dibelikan buku yang ada kuisnya. Dia pasti akan senang saat kami melakukan tanya jawab. Biasanya ada 5pertanyaan, ketika saya mengajukan kuis kepadanya secara urut dia menjawabnya dengan benar, tentu saja saya senang (dalam hati saya, dia sudah mengerti). Buku ke dua belum dia baca, hanya melihat sekitar 1 menit dia sudah meminta saya memberikan kuis yang ada di buku. Saya kaget juga, masa membaca secepat itu. Ketika saya baca denga seksama ternyata dibawah kuis itu ada jawabannya (ditulis kecil-kecil dan terbalik). Saya bertanya secara acak nomornya. Dan ternyata jawabannya salah semua. Jadi selama ini dia menghafal nomor jawaban. Tanpa membaca soal kuis. Hmm... jadi begitu ya ... bathin saya.... Lalu sayapun bertanya padanya, Abi menghafal jawabannya ya? Iya bunda, katanya polos, makanya bunda, jangan dibalik-balik baca soalnya biar abi betul semua... Lhooo... 
Sempat juga terpikir untuk bilang padanya, bagaimana mau betul semua jika tidak dibaca keseluruhan. Tapi kurang bijaksana rasanya jika kata-kata ini saya lontarkan padanya karena usianya masih terlalu dini. Bahkan di usia yang lebih tua pun tidak ada anak yang boleh mendapatkan kata-kata seperti ini dari orangtuanya. 
Untuk masalah kuis ini akhirnya saya memutuskan untuk membacakan berurut sesuai nomor, sekedar membuat dirinya tetap menyukai melanjutkan membaca. Tapi biasanya saya tambahkan jawaban dengan keterangan panjang lebar mengenai topik pertanyaannya. 
Jadi  jika buku yang beredar dipasaran hanya berupa soal-soal saja PR besar buat kita Orang tua dan guru untuk menjabarkan secara detail jawaban untuk anak anak kita.
So.... Tugas mulia mendidik anak-anak ini ada ditangan kita Ayah... Bunda.....



No comments:

Post a Comment