Suatu malam aku harus memfotocopy buku pelajaran Mas Abi, waktu itu jam menunjukkan pukul 8 malam. Sambil menerka-nerka adakah toko foto copy yang masih buka. Sampai di depan fotocopian akupun sedikit bernapas lega karena ternyata masih buka dan sepi, akupun mencoba bertransaksi dengan si penjaga toko yang ramah. Namun sayang ternyata tidak bisa ditunggu hari malam ini juga. Karena buku harus dibawa pagi- pagi, akupun bertanya toko fotocopy buka jam berapa, diapun bilang bukanya sih pagi-pagi bu tapi ini banyak antrian ada 2 buku yang harus di foto copy, jadi kalau aku ikut antrian baru jam 12 siang bisa di ambil. Akhirnya akupun memutuskan tidak jadi memfotocopy di tempat itu.
Ada yang sedikit menggelitik hatiku pada waktu itu, kondisi toko yang sepi dan penjaga sedang duduk sementara mesin fotocopi menganggur.
Akupun berbalik arah untuk pulang dan ternyata tempat fotocopy yang biasanya aku hindari masih buka namun tokonya ramai sekali. Akupun mengantri sambil memperhatikan suami istri penjaga toko yang menurut persangkaanku tidak ramah. Ya, itu yang membuat aku malas ke tempat ini kalau tidak terpaksa.
Aku tidak terlalu berharap 2 buku yang aku bawa bisa di foto copy malam ini dan aku tunggu. Ketika sang istri menghampiriku dan bertanya (masih tanpa senyum dan basa-basi), dan ternyata tanpa disangka-sangka dia langsung mengangguk, saat aku menanyakan bisa fotocopy malam ini dan di tunggu. Alhamdulillah kataku dalam hati, sambil menunggu aq mmperhatikan kedua suami istri tersebut bekerja, Ya Allah... ternyata mereka bekerja sangat keras sampai mereka tak sanggup lagi untuk tersenyum atau beramah tamah dengan pembeli. walaupun tanpa senyum dan terkesan jawaban-jawaban yang diberikan kepada pembeli terkesan sekenanya. Tapi hari ini saya melihat betapa mereka berusaha sesabar mungkin melayani ramainya pembeli yang cenderung tidak mau antri dan berebut minta duluan. Lucunya pada saat ada satu ibu-ibu yang berusaha memaksa bertanya padahal mereka berdua sedang sibuk melayani pelanggan lain yang lebih dulu datang, pertanyaannya sama sekali tidak di jawab. Dan si Ibu itu pun akhirnya menunggu gilirannya sambil tersenyum malu ke arahku karena merasa di cuekin. Namun setelah selesai dengan pembeli lain akhirnya ibu tersebut dihampiri sambil bertanya pertanyaan yang standard... Ibu cari apa?...
Malam itu aku mendapat pelajaran yang sangat berharga, selama ini selalu berprasangka buruk pada pasangan suami istri di tempat fotocopian karena pelayanannya yang tidak ramah. Namun ternyata justru ketidak ramahannya tersebut membuat pembeli segan, karena pelayanan yang diberikan kepada pelanggan total walaupun tanpa senyuman.
Dalam hati akupun berjanji, pak, bu besok-besok aku tidak akan menghindari toko ini lagi.
No comments:
Post a Comment