Boleh ga sih anak usia balita diajarin berhitung, kalau menurut saya boleh-boleh saja yang penting metode pengajarannya dikondisikan dengan masing-masing anak.
Saya sendiri mengajarkan abi berhitung sejak usia 3 bulan, karena pada saat itu dia akan tertawa saat saya berhitung 1-5 sambil menggerakkan jari-jari saya dan pada saat hitungan ke-5 saya akan menggerakkan seluruh jari tangan saya ke arahnya. Tapi beruntung waktu kecil Abi anak yang mudah menangis saat merasa tidak nyaman, jadi biasanya saat wajahnya menunjukkan tanda-tanda mau menangis saya akan ganti dengan permainan yang lain atau bahkan menggendongnya.
Ketika beranjak besar, Ayah Prihananto Sulistyowarno lain lagi cara mengajarnya. Karena hobinya lempar-lempar baju eh bola dia mengajari Abi berhitung dengan melempar bola tennis ke dinding lalu di tangkap lagi. Dan karena sudah agak besar, dan mungkin seru biasanya bertahan lama permainannya bahkan sampai hitungan ke- 100.
Tapi buat saya haram tuh hukumnya kalau mengajar anak berhitung sambil marah-marah apalagi sampai membuat anak menangis. Kalau ternyata dalam proses belajar itu seorang anak belum memahami apa yang kita ajarkan. Justru di situlah tantangan menjadi orang tua. Cukup sabarkah kita menghadapi anak-anak kita, cukup telatenkah kita mengulang lagi pelajaran-pelajaran yang kita berikan kepada mereka.
Metode pembelajaran berhitung yang kami ajarkan kepada Abi menurut kami adalah metode terbaik yang bisa kami berikan. Akan tetapi bukan hal yang mutlak harus di ikuti semua keluarga. Karena kami sepenuhnya yakin setiap keluarga memiliki standar masing-masing dalam mengajar anak-anak. Yang perlu di tekankan disini adalah jangan sampai metode yang kita ajarkan kepada anak-anak justru membuat mereka enggan untuk belajar. Dan pada saat belajar anak-anak dikondisikan sebisa mungkin dalam keadaan nyaman. Karena belajar itu adalah suatu proses, yang bisa berjalan lambat ataupun cepat sesuai dengan kemampuan masing-masing.
No comments:
Post a Comment