Welcome

Welcome to Neyoutha For Order and Further Information, Please SMS to 08174921002

Saturday, January 12, 2013

RSBI atau Sekolah Biasa

Beberapa minggu terakhir ini RSBI menjadi topik utama berita di media massa, pembicaraan orang tua dan bahkan para pakar parenting ternama. Dengan dihapuskannya RSBI oleh MK semua berbicara tak ingin ketinggalan berpolemik. Termasuk saya.
Bagi saya RSBI, sekolah unggulan ataupun grate A hanyalah sebuah label yang diberikan oleh seseorang atau institusi karena lulusannya unggul juga. Tapi pernahkah anda amati bagaimana proses suatu sekolah menjadi unggul?
Bertahun-tahun yang lalu seorang guru menengah atas pernah berkata kepada saya, SMA ini jadi unggul karena siswa yang masuk kesini adalah siswa-siswa terbaik si SMPnya. Suatu masa ketika sistem rayon diberlakukan dan dengan terpaksa menerima siswa yang biasa-biasa saja peringkatnya turun drastis. Bahkan guru-gurunya sempat mengeluh para siswa tidak bisa mengerti mata ajaran yang mereka jelaskan. Jadi pertanyaan saya apakah siswa-siswa yang unggul di hasilkan oleh sekolah-sekolah unggul?
Untuk bisa masuk ke sekolah unggulan siswa yang biasa-biasa saja haruslah belajar dengan keras, karena akan berhadapan dengan guru-guru yang terbiasa mengajar para siswa yang anak-anak 'pintar'. Bayangkan bagaimana perasaan kita pada saat menjadi siswa dahulu ketika tidak mengerti bahan yang diajarkan guru sementara kawan-kawan yang lain dengan mudahnya menerima penjelasan.
Yang terjadi selanjutnya adalah bendera bimbingan belajar berkibar dimana-mana. Semua siswa yang 'mampu' berebut mengikuti les ini-les itu untuk mengejar ketinggalan. Sementara yang tidak 'mampu dan 'kurang pintar' terpuruk pada nilai 'jeblok'.
Hebatnya karena semakin diminati, bimbingan belajar menjadi bisnis favorit. yang akhirnya tiap bimbingan belajar sibuk meraih 'pelanggan' dengan program-program yang fantastis  seperti PASTI LULUS, JAMINAN LULUS. Saya  pernah juga melihat seorang guru bimbel mengajar siswa
JAMINAN LULUS dengan membawa soal asli ujian akhir yang akan diujikan. Kalau kondisinya seperti itu pasti lulus lah. Setelah ujian berlangsung para siswa mendatangi guru tersebut dan bilang Pak, soal yang bapak ajarkan kemarin keluar semua di ujian. Kalau sudah seperti itu bagaimana lagi?
Sementara untuk masuk ke sekolah biasa tidak ada syarat macam-macam. Karena memang yang bersekolah orang kebanyakan. Guru-gurunya juga sama-sama mengajarkan apa yang diajarkan di sekolah unggulan karena memang kurikulumnya sama. Para siswa di sekolah biasa juga harus belajar keras agar bisa memahami yang di ajarkan guru kepada mereka. Terkadang jika beruntung ada guru yang yang luar biasa yang mampu memotivasi siswa sehingga menjadi lebih baik.



No comments:

Post a Comment