Belasan tahun yang lalu, diri ini begitu terpana mendengarkan kisah hijrahnya seorang sahabat. Kisah yang sampai hari ini masih terngiang di telingaku dan melekat erat dalam relung hatiku. Saat itu ketika melihat cara berpakaiannya yang mencerminkan muslimah sejati, mendengarkan tutur katanya yang lembut dan menyejukkan, tidak sedikitpun terbersit sahabat cantikku ini memiliki masa lalu yang kelam, terbelenggu oleh perhiasan dunia tak tertahankan.
Dahulu aku selalu bertanya dalam hati, bagaimana seseorang yang tadinya sempat terjatuh dan tenggelam dalam lumpur hitam dapat dengan mudah mendapat "kenaikan pangkat" di sisi AllahSWT. Sementara aku yang sedari kecil tinggal di lingkungan aman dan hanya sesekali tersandung kerikil-kerikil kecil tak berarti, tiada bertambah iman bahkan cenderung menurun. Di hari yang lain sempat berpikiran mungkin memang aku ditakdirkan seperti ini, stagnan.
Tapi malam ini, saat aku lelah dengan takdirku, sadar akan kesombonganku, dan bersujud di hadapan-Mu di penghujung sepertiga malam yang sunyi, Engkau tunjukkan jalan menuju-Mu. Dengan lantunan ayat-ayat indahmu yang terangkum rapi berbentuk Al-Qur'an.
Meski terlambat menyadari, kerikil-kerikil tajam kecil itulah yang perlahan dan terus menerus menggerus langkah kakiku menuju-Mu. Namun hari ini aku bersyukur diberi kesempatan untuk dapat terus melangkah meski tertatih menuju ridho-Mu dengan berusaha untuk tetap membaca, memahami dan melaksanakan seruan-Mu.
No comments:
Post a Comment