Welcome

Welcome to Neyoutha For Order and Further Information, Please SMS to 08174921002

Sunday, June 19, 2011

Menggunakan Peraturan pada Anak

Sumber: Hanifa93.wordpress.com
Anak-anak usia awal sekolah memerlukan  peraturan sama seperti mereka memerlukan kasih sayang. Peraturan memberikan struktur dan pedoman. Peraturan mengajarkan anak apa yang Anda harapkan, sikap yang baik dan prilaku yang tepat; singkatnya, bagaimana bagaimana Anda menginginkan mereka berprilaku.
Anak memerlukan peraturan untuk mempersiapkan diri mereka menghadapi dunia, bahkan ketika mereka memasuki taman-kanak-kanak, mereka harus belajar mengikuti peraturan. Peraturan seperti bergantian, tidak menyela, berbagi dan bersikap sopan, mengucapkan tolong dan terima kasih, membantu anak-anak bersosialisasi dan bergaul dengan baik dengan anak-anak lain. Belajar mencuci tangan sebelum makan mengajarkan rutinitas. Peraturan juga mengajarkan rasa aman: ” Pegang tangan Ibu sewaktu jalan di tempat parkir. Di sini banyak mobil. “
Anak-anak prasekolah berulang kali menentang batas-batas yang ditetapkan orang tua. Mudah bagi kita untuk menjadi frustasi dan patah semangat ketika memberlakukan peraturan. Padahal sebenarnya, walaupun ada kesukaran seperti ini , peraturan sangat penting dan pada akhirnya membuat disiplin menjadi lebih mudah.
Karena para orang tua ingin anak mereka melakukan seperti yang diminta, salah satu peraturan yang baik adalah: Lakukan seperti yang diminta ketika kamu diminta untuk melakukannya. Karena itu peraturan dan permintaan berjalan bergandengan. Peraturan dan permintaan adalah harapan yang menuntut pengambilan keputusan oleh anak-anak.
Peraturan dan permintaa harus spesifik. Spesifik artinya menyampaikan tepat apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh anak. Jika kita mengatakan “Ayo bersihkan kamar” , kalimat tersebut samar-samar. Permintaan yang spesifik adalah ” Dek, sudah waktunya membersihkan kamar. bereskan mainanmu. Lalu tarus pakaian kotor dikeranjang”.
Setiap kali kita meminta anak prasekolah untuk melakukan sesuatu, hasilnya selalu lebih positif jika kita ikut serta. Ketika anak masuk kekamarnya dan melihat mainan dan pakian yang sudah tiga hari tidak dibereskan, pekerjaan itu akan terlihat tidak dapat diatasi. bantula ia membereskan, sambil mencontohkan sikap yang sesuai untuk menjaganya terlibat dalam pekerjaan.
Konsekwensi memperkuat peraturan
Konsekwensi mengajar anak prasekolah tentang bagiamana membuat keputusan.  Keputusan yang baik menghasilkan konsekwensi positif, sementara keputusan yang buruk menghasilkan konsekwensi negatif. Konsekwensi mengajar anak prasekolah bahwa ada hubungan sebab akibat di dunia ini: Ini yang terjadi ketika saya memilih prilaku ini. Prilaku adalah pilihan, beritahukan kepada anak bahwa kita mengharapkan mereka untuk berprilaku baik. Kemudian ikuti dengan umpan balik positif (misalnya dipuji) ketika mereka mengikuti peraturan. Ikuti dengan konsekwensi negatif ketika mereka tidak mengikuti peraturan. Bersikaplah konsisten dengan tenik ini, dan anak akan membuat keputusan yang lebih baik. Mereka akan memilih prilaku yang baik.
Anak-anak prasekolah belajar dengan baik lewat konsekwensi alamiah. Jika kamu menyalahgunakan krayon, kamu kehilangan krayon selama beberapa lama (kita simpan). Jika kamu melempar mainan, kamu kehilangan mainan. Jika kamu tidak mau makan malam, kamu tidak akan mendapat es krim. Konsekwensi alamiah mengajarkan tanggungjawab dan pengambilan keputusan karena membiarkan anak belajar dari dunia nyata. 
Sal Severe, Ph.D 

No comments:

Post a Comment