Ketika ada yang bertanya padaku mengapa rumah ini berjendela lebar maka jawabanku akan sangat singkat, agar bisa melihat surga.
Eiits.. jangan berpikiran jauh-jauh dulu ya, kalau surga yang ini insyaallah masih bisa dirindukan kok karena memang tidak ada hubungannya dengan poligami. Walaupun belum tentu juga ketika seseorang laki-laki melakukan poligami tak ada lagi surga di rumahnya. Ah tapi belum pantas rasanya bicara tentang poligami, masih jauh rasanya ilmuku sampai di sana. Masih harus lebih banyak belajar lagi.
Kembali saja ke jendela, rumah berjendela lebar selalu mengingatkan aku akan masa kecilku. Di kala itu hatiku selalu tentram saat membuka jendela lebar-lebar dan menatap hamparan hijau sawah dan pegunungan di hadapanku, dan buatku itulah surga dunia. Di sisi lain aku selalu bisa duduk sambil memancing atau sekedar memberi makan ikan-ikan dan menatap mereka berdesakan di kolam dari atas jendela lebar itu.
Ada saat-saat dimana aku melihat dari balik jendela, orang-orang bergegas ke mushala kala adzan berkumandang. Dan itu adalah momen terindah di masa kecilku.
Pernah juga aku melihat air tercurah dari langit kadang hanya berupa rintikan gerimis kecil yang sekedar menghilangkan dahaga kehidupan di bumi. Seringkali juga berupa guyuran derasnya air hujan yang kemudian mengalir memenuhi aliran sungai-sungai.
Dari balik jendela besar juga aku menikmati butiran salju putih seolah menari-nari di hembus dan di permainkan angin nan lembut sebelum kemudian melayang dipermukaan dan membentuk gundukan putih di tanah. Lalu kulihat pula badai menghempas butiran salju ke timur, ke barat, ke utara, ke selatan dan entah kemana lagi seolah tak perduli namun pada akhirnya berakhir terdiam di sudut luar rumah.
Suatu hari yang cerah di sisi jendela, aku menatap tanaman yang kutebas dan terluka. Dia tidak marah dan mati begitu saja. Tapi lukanya mengering seiring waktu berlalu. Dan kemudian bermunculan tunas-tunas daun hijau baru dari tepian luka, dan bahkan memberikan lebih kepadaku bunga-bunga mungil berwarna merah yang kuyakin suatu hari nanti kan menjelma menjadi buah berwarna hijau muda untuk dapat kupetik agar berguna.
Ya, selalu saja ada nilai kehidupan yang bisa kuambil saat duduk memandang dari balik jendela. Dan selalu ada surga di balik jendela lebar.
No comments:
Post a Comment