Pagi-pagi sekali dalam rangka lomba antar TK sekecamatan 'Selalu Indah' beberapa batang bambu dipertemukan dengan serangkaian tali rafia. Masih mengantuk, kata tali rafia mengeluh pada sebilah bambu. Mengapa pagi-pagi sekali sudah dipasang? Kau tahu bambu, untuk acara apa kita dipasang. Pertanyaan yang bertubi-tubi dari tali rafia membuat senyum batang bambu mengembang. Hmm, bambu menjawab, hari ini kita akan kedatangan tamu-tamu penting, dan tugas kita adalah menjaga mereka. Siapa?? Presiden? Ada yang lebih penting dari itu.... aah, aku sedang tidak mau main tebak tebakan. Ayoo cepat beri tahu, siapa tamu penting yang harus kita jaga. anak-anak TK dari kecamatan 'Selalu Indah'. Kau ini aneh-aneh saja bambu, bagaimana bisa anak-anak TK menjadi lebih penting daripada seorang Presiden Manusia? Tentu saja seorang anak manusia lebih berharga, karena di bahu merekalah kelak akan di sandangkan segala tanggung jawab negara manusia.
Jika anak-anak dijaga dengan baik maka yang terjadi di kemudian hari akan tumbuh generasi-generasi manusia yang tangguh dan berbudi. Tapi jika penjagaan buruk maka yang hadir nanti hanyalah sekelompok manusia-manusia yang tidak pernah mengenal tata cara kehidupan dan akibatnya kehancuran negara manusia.
Tidak beberapa lama anak-anak mulai berdatangan, mereka berlarian kesana kemari, dengan riang gembira. Tali rafiapun bertanya pada bambu, kau tahu bambu kapan acaranya akan dimulai? katanya jam 8.00. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 8.15. Mengapa belum mulai juga? kasihan anak-anak itu kalau terlalu lama menunggu pasti mereka akan jenuh. Ya... Sayang sekali padahal yang mengadakan acara adalah pendidik. Kalau anak-anak sudah datang tepat waktu, sementara panitia yang mayoritas pendidik tidak bisa memulai acara tepat waktu bisa dibayangkan potret manusia 10 tahun mendatang, anak-anak itu akan menjelma menjadi manusia yang tidak bisa di pegang janjinya. Padahal menepati janji itu sangatlah penting di kehidupan manusia.
Akhirnya setelah satu jam berlalu acarapun dimulai, satu persatu anak-anak berlomba, hai coba lihat rafia, teriak bambu, ada orangtua yang masuk melangkahimu dan mendekati anak-anak yang lomba. Lalu rafia menimpali, Waah apa fungsi kita kalau seperti ini. Untuk apa kita dibuat, buang-buang energi saja, kita yang sudah dipasang dari pagi dengan mudahnya diterobos manusia-manusia yang tidak cerdas. Apa mereka tidak tahu bahwa kita dipasang untuk menjaga agar lomba anak-anak tidak terkontaminasi. Ya, aku melihatnya rafia, mereka menginginkan anak-anak mereka taat aturan akan tetapi di saat yang lain mereka melanggar aturan yang sudah dibuat.
Para orang tua mendekati anak-anak, memberikan semangat, terlalu bersemangat malah, lihat ke sana bambu, ada anak yang menangis. Ya begitulah, memang tidak salah memberikan semangat kepada anak-anak agar menang, tapi seharusnya perlombaan ini tidak membuat hati anak-anak sedih, tidak ada yang boleh menangis dalam permainan. Semestinya menang dan kalah sama saja yang terpenting adalah bersenang senang. Tapi itulah bangsa manusia, terkadang semangat mereka bukannya membahagiakan tetapi malah menghancurkan hati anak-anak mereka.
No comments:
Post a Comment