Memiliki anak rasanya bukan sekedar hamil, melahirkan, dan kemudian memandikan, memberi makan, membelikan pakaian dan mainan, lalu ya sudah yang lain-lain serahkan pada orang tua atau asisten.
Pastinya senang sekali begitu tahu dari hasil testpack dan meyakinkan diri ke dokter kandungan bahwa di dalam tubuh kita ada seorang atau bahkan lebih yang bergantung pada kita. Mulailah pada saat itu hunting ribuan pengetahuan tentang kehamilan dari mulai perkembangan janin dalam kandungan, makanan apa yang harus dimakan orang hamil, pantangan orang hamil, pakaian hamil, pokoknya apa saja, segala sesuatu yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan di explore, di baca, dan yang paling sulit dilaksanakan (mudah mudahan yang terakhir itu benar-benar dilakukan, karena banyak orang yang hobinya membaca tapi pengetahuannya dibiarkan saja mengendap di kepala)
Mulai mendekati melahirkan bimbang, normal atau caesar? Ini yang harus benar-benar di timbang. Sebenarnya proses persalinan merupakan proses yang benar-benar alami walaupun memang proses itu memang pertarungan antara hidup dan mati baik bagi ibu maupun bayi. Jika melahirkan secara normal, memang pada saat akan lahir rasanya pastilah sangat sakit tapi jika tidak ada komplikasi yakinlah bahwa semua akan-baik-baik saja. Karena pada dasarnya proses apapun yang berjalan normal merupakan hal yang paling baik. Tetapi hati-hati, jika paramedis sudah memberikan peringatan bahwa karena hal tertentu bayi harus dikeluarkan dengan cara operasi caesar, bukanlah hal yang buruk. Karena pasti paramedis memiliki pandangan tertentu mengenai kondisi ibu hamil dan bayi yang ada dalam kandungannya. Bahkan bagi ibu yang memang dipastikan tidak tahan merasakan sakitnya proses persalinan normal memang lebih baik jika persalinannya dilakukan dengan cara operasi caesar, karena akan sangat membahayakan jika ditengah-tengah persalinan sang ibu kehilangan tenaganya karena tidak kuat menahan sakit. Kalau ada segelintir orang yang bilang zaman dahulu nggak ada orang melahirkan pakai operasi caesar. Perlu di ingat, zaman dahulu belum ada teknologi yang memungkinkan kita dapat melihat kondisi kehamilan seperti sekarang ini . Sebelum ada teknologi yang menunjang kehamilan dan persalinan, angka kematian ibu dan bayi pada saat persalinan sangat tinggi, karena kemungkinan komplikasi saat persalinan tidak dapat diketahui, ataupun diketahui akan tetapi apa boleh buat mau tidak mau harus bersalin normal.
Setelah persalinan, hati-hati jangan terjebak pada perasaan diri sendiri karena Depresi Pasca Melahirkan bisa terjadi pada siapa saja, usahakan fokus pada pemulihan diri dan mengurusi sang buah hati yang pastinya kehadirannya membuat diri kita lebih merasa berharga. Daripada meratapi diri karena belumbisa menyusui, belum bisa memandikan, belum bisa mendiamkan tangisan sang bayi jika menangis, lebih baik cari informasi tentang cara merawat bayi baru. Banyak keluhan, seperti baru tidur sebentar si bayi sudah menangis, baru mau makan si bayi BAK atau BAB, baru masak sang bayi menangis, dikeluhkan oleh sang ibu. Mestinya hal itu tidak menjadi beban, nikmati saja karena semua itu akan segera berlalu dan ketika anak beranjak dewasa kita pasti akan merindukan segala macam kerepotan yang ditimbulkan saat mempunyai bayi.
Ketika usia bayi menjelang 6 bulan mulailah kita kerepotan mencari aneka macam makanan bayi, baik yang instan maupun buatan sendiri. Usahakan menu buatan sendiri menjadi favorit anak-anak dan jangan lupa menunya harus berganti-ganti biar bayi nggak bosan (kita saja kalau setiap hari menunya yang itu-itu saja pasti bosan, bayi juga manusia yang bisa merasa bosan). Mainan? Sekarang banyak sekali mainan dijual yang bertajuk mainan edukatif, apa benar edukatif? Tidak, jika setelah membelikan mainan, tidak ada yang mengajak bayi bermain. Ayah sibuk dengan urusan pekerjaan kantornya sementara sang ibu sibuk dengan sosialisasi di Internet. Jadi mainan hanya diberikan pada sang bayi lalu, setelah bayi bosan dibiarkan teronggok begitu saja untuk kemudian sang bayi dibelikan mainan baru. Dan jawabannya ya merupakan mainan edukatif jika setelah membeli orang tua mengajaknya bermain bersama-sama dan jika bosan mainan di simpan baik-baik untuk kemudian digunakan bermain lagi pada saat yang lain. Karena pada dasarnya bayi sangat mudah merasa bosan dan tambahan lagi stimulasi kecerdasan bayi harus dilakukan secara berulang-ulang. Jadi intinya mainan edukatif adalah mainan yang bisa dimainkan bersama-sama dengan orang tua dan orang yang ada disekitarnya. Jangan salah, jemari tangan juga bisa dijadikan mainan edukatif, jika setiap hari sejak anak lahir kita membilang jemari tangan kita di hadapannya, sang bayi pada saat bisa bicara dia langsung bisa menghitung jemarinya dari satu sampai lima. Kardus bekas makananatau susu bayi, sendok dan piring plastik yang tidak berbahaya pun bisa menjadi sarana bermain edukatif favorit bagi sang bayi jika orang tua bisa mengajak sang bayi bermain bersama-sama.
to be continue...........................
No comments:
Post a Comment